Artikel ini dimuat Majalah Warta Ikapi, edisi Mei-Juni 2009.
Hidup manusia, pada galibnya, diubah hanya oleh dua ihwal saja. Lewat orang yang kita jumpai dan buku yang kita baca. Our lives change in two ways: through the people
we meet and the books we read. Ini dikatakan motivator terkenal Amerika, Harvey Mackay, penulis buku tersohor, Swim with the Shark without Getting Eaten Alive.
Mark Twain, empu para penulis, suatu ketika usai membaca sebuah buku. Entah kekuatan mana mendorongnya setelah mengunyah dan memamah buku itu ia lantas menukas, “The man who does not read good books has no advantage over the man who can’t read them.” Orang yang tidak membaca buku bermutu tidak punya peluang mengalahkan orang yang tidak membaca.
Dengan kata lain, meng-emulate buku bermutu dapat menjunjung seseorang jadi hebat luar biasa. Ia terampil setelah memahami dan menerapkan apa yang ditulis di buku. Ilmu yang didapat di buku dapat digunakan untuk mengatasi persoalan-persoalan keseharian. Buku jadi guru alternatif. Buku membantu mengatasi permasalahan kehidupan.
Tak syak lagi, hidup kita diubah oleh dua hal saja.
Pertama, dari pertemuan-pertemuan dengan orang lain. Pertemuan ini bisa formal (proses belajar-mengajar), bisa juga informal (di sembarang tempat dan pada tiap kesempatan). Siapa saja yang kita temui, ialah guru. Bertemu orang baik dan cerdas, kita potensial jadi orang baik dan cerdas. Sebaliknya, bertemu dengan orang jahat dan dungu, kita pun potensial seperti mereka juga.
Kedua, hidup manusia diubah melalui buku yang dibaca. Dengan kata lain, buku mengandung daya (power) luar biasa. Jika kita membaca buku yang bermutu, maka kita potensial menjadi pandai. Jika kita membaca buku yang baik, kita berpotensi menjadi orang baik. Sebaliknya, manakala membaca buku yang tidak bermutu dan tidak baik, niscaya akan demikian pula hasilnya.
Ada sebuah buku yang secara khusus berkisah tentang bagaimana buku mempengaruhi orang. Judulnya Read and Grow Rich. Dikisahkan bagaimana buku mempengaruhi kehidupan dan pribadi orang. Dibeberkan di sana senarai buku yang mempengaruhi pribadi dan tingkah laku manusia dari berbagai tempat dan rentang abad. Mind set seseorang sering dipengaruhi referensi yang dibacanya.
Itu sebabnya, buku keterampilan hidup tetap eksis. Buku-buku jenis ini tetap terbuka ceruk pasarnya. Selama masih ada manusia yang ingin maju, maka potensi terserapnya pun tetap ada. Masalahnya, bagaimana mengemas data dan informasi itu. Lalu mengomunikasikan (mempromosikan) dan menyampaikannya (menjualnya) kepada konsumen. Di sini kita bicara mengenai rangkaian industri penerbitan, mulai dari gagasan, proses mengemasnya, menyampaikan hasil kemasan berupa produk ke konsumen, hingga produk itu menghasilkan uang.
Tidak mudah, memang. Sebab bisnis buku unik, berbeda dengan bisnis barang lain. Buku tidak sekadar kertas berisi huruf dan gambar, dijilid, dan ditintai. Lebih dari itu, buku adalah hibrida produk budaya dan komoditas. Gagal mendefinisikan marketing mix produk bernama buku, maka jadilah kertas yang pada akhirnya hanya untuk dikiloin.
Jepang dapat jadi contoh, betapa produk budaya dan industri merupakan hibrida yang bukan saja mencerdaskan, tetapi juga membawa banyak keuntungan. Kita saksikan, pasar Indonesia saat ini banyak dibanjiri buku keterampilan dari luar, utamanya dari Jepang, Korea, Eropa, dan terutama Amerika. Namun, yang menggembirakan, akhir-akhir ini banyak terbit buku ketrampilan hidup yang ditulis penulis dalam negeri.
Buku-buku keterampilan hidup kerap jadi lini produk penerbit besar. Dikategorikan penerbit besar, manakala modalnya di atas lima miliar dan mempekerjakan lebih dari 30 karyawan. Bahkan, ada penerbit tertentu (biasanya penerbit kecil) yang khusus berfokus pada buku keterampilan.
Yang menarik, buku-buku keterampilan selalu ada saja pembeli. Memang tidak se-booming buku hiburan, katakanlah novel. Tapi daur hidup buku-buku keterampilan umumnya panjang. Ini karena ia dirancang tahan lama, tidak lekang oleh masa tertentu.
Perilaku penjualan buku-buku keterampilan di gerai dan toko-toko buku pada umumnya berada pada level moderate. Tidak slow moving dan fast moving. Artinya, terjual antara 1.500-3.000 eksemplar per tahun. Uniknya, buku jenis ini bisa berkali-kali cetak ulang, meski tanpa direvisi. Sebagai contoh, buku terbitan Trubus. Mulai dari keterampilan budidaya hewan, budi daya tanaman, hingga keterampilan hidup lainnya.
AgroMedia Pustaka tercatat sebagai pemain utama buku keterampilan. Masih dalam payung bisnis grup PT Trubus Swadaya, penerbit ini boleh dibilang sukses mendulang uang dari hanya bermain pada segmen buku keterampilan. Namun, justru fokus ini jadi kekuatan, sebagaimana dikemukakan Al Ries dalam bukunya Focus.
Ada berbagai sinonim untuk buku-buku keterampilan hidup. Ada penerbit yang menyebutnya seri pintar, seri terampil, seri how to, buku panduan, kiat, seri kreasi, seri cerdas, buku kerajinan dan seni, resep siap saji, dan sebagainya. Umumnya, buku jenis ini terfokus pada satu topik saja. Misalnya, pintar memasak, panduan naik gunung, kiat sehat alami, terampil wawancara, how to write a novel, kreatif merancang kontrak, kerajinan dan seni melipat kertas.
Penerbit Salemba Empat, yang dikenal sebagai penerbit buku perguruan tinggi, juga terjun ke buku keterampilan. Pantas disebut sebagai contoh adalah Keterampilan Dasar Praktik Klinik dan Kebidanan yang ternyata dicetak beberapa kali.
Yang menyukakan, belakangan ini muncul banyak buku keterampilan yang content-nya dalam negeri ketimbang luar negeri. Ini menandakan, produk dalam negeri mulai dihargai. Buku jenis ini sudah jadi tuan rumah di negeri sendiri.
PT Grasindo termasuk penerbit yang selektif memilih naskah keterampilan hidup dari luar. Hanya naskah yang benar-benar bermutu dan mencerahkan saja diterbitkan, seperti karya-karya klasik L. Ron Hubbard. Sekadar menyebut contoh, seri keterampilan belajar seumur hidup Study Skills for Life dan Learning How to Learn. Selain itu, menerbitkan pula serial keterampilan menumbuhkan minat baca pada anak,
smart parenting, teknik memulai dan mengelola bisnis terjemahan, serta berbagai resep menu masakan dan cara-cara membuat kue. Naskah keterampilan hidup dalam negeri juga diterbitkan, antara lain terampil menghadapi ujian, terampil pidato, wawancara, menulis, dan buku pengembangan diri lainnya.
PT Indeks juga coba masuk ranah buku keterampilan hidup. Selain melihat ceruk yang masih terbuka lebar, salah satu imprint Intan ini mendulang sukses yang lumayan. Ini ternyata dari dicetak ulang beberapa buku genre ini, seperti How to Multiply Your Child’s Intelligence, The 10 Rules of Sam Walton, 101 Ways to Make Training Active, Kiat Nyaman Mengajar di dalam Kelas, Memotivasi Siswa di Kelas, The Menopause Book, Cara Memelihara Sapi Organik, How to Research, Teknik Menulis Berita & Feature.
Mizan juga banyak menerbitkan buku keterampilan hidup. Juga Galang Press dan Brilliant Books dan Kolbu. Di luar penerbit yang tergabung dalam Ikapi, self publisher –umumnya LSM dan instansi tertentu—banyak menerbitkan buku keterampilan hidup. Misalnya, budi daya belut, ikan betutu, burung walet, ikan arwana, dan sebagainya. Yang terakhir ini perlu diberi catatan, sebab di luar negeri memang lazim sebuah buku yang diperkirakan akan booming diterbitkan sendiri sebab keuntungan tidak akan berbagi dengan penerbit.
Perilaku penjualan buku keterampilan hidup sedang-sedang saja. Break event point memang sudah tercapai, ketika tiras yang terjual setahun menembus angka 1.500. Penerbit yang bermain pada genre ini tidak boleh mematok target omset penjualan tinggi dan berambisi meraup keuntungan sebesar-besarnya dalam sekejap. Namun, pasti aman. Selain pasarnya memang ada meski kecil, kalau toh tidak cepat bergerak, daur hidupnya panjang.
Menutup tulisan ini, menarik mengangkat contoh kasus Kamus Penemu karya Haryono. Dicetak pertama kali puluhan tahun silam, hingga kini tetap saja dicari. Meski zaman terus bergerak, isinya tak pernah basi dilindas mesin waktu. Asalkan isinya berguna dan mencerahkan, hingga kapan pun buku keterampilan hidup tertap laku.
Di sini genaplah apa yang dikatakan William Ellery Channing. “In the best of books, great men talk to us. Give their most precious thoughts and pour their souls into ours.”
Ya, dalam buku bermutu, penulis mengatakan sesuatu. Menyibak cakrawala dan memberikan tips luar biasa pada kita. Dalam buku, mereka menuangkan jiwa yang kaya untuk kita timba.
***
R. Masri Sareb Putra adalah bibliofili, dosen tetap Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara, penulis how to book, antara lain 101 Hari Menulis & Menerbitkan Novel, Teknik Menulis Berita dan Feature, dan 101 Writing Businesses You Can Start from Home.
Jumat, 29 Mei 2009
Kamis, 21 Mei 2009
Buku dan Pengaruhnya
Catatan:
Artikel ini diposting khusus menyambut Hari Buku Nasional, 17 Mei. Pernah dimuat di Suara Pembaruan, 16 Mei 2008.
Sejauh mana buku mempengaruhi manusia dan peradabannya? Inilah pertanyaan esensial yang perlu dilontarkan menyambut Hari Buku Nasional, 17 Mei 2008. Tanpa sanggup melihat daya terselubung (the hidden power) dari bahan bacaan, menjadi sia-sia mengampanyekan buku dan minat baca.
Terlepas dari itu, kita merasa senang Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), sebagai asosiasi penerbit di Indonesia bekerja sama dengan Perpustakaan Umum Daerah (Perpumda) DKI Jaya menyelenggarakan berbagai kegiatan dengan tema "Aku Bisa Karena Aku Baca". Sebenarnya, tanpa aksi Ikapi Jaya membagikan 14.000 stiker dan 2.000 pulpen, ajakan untuk meningkatkan minat baca perlu disambut. Mengapa? Karena bahan bacaan merupakan media efektif untuk pendidikan, dan pengaruhnya luar biasa pada perilaku manusia zaman sekarang.
Sebagai contoh, bagaimana kitab suci agama-agama -terlepas dari debat teologis- mempengaruhi kehidupan penganutnya. Seluruh tindak tanduk, ucapan, serta proyeksi hidup masa depan diarahkan dan disesuaikan dengan petunjuk yang ada dalam kitab suci. Hal ini membuktikan, betapa dahsyat daya sebuah bacaan!
Sayang, hingga hari ini, buku masih menjadi barang mewah di negeri kita. Tiap bulan, diperkirakan terbit sekitar 3.000 judul buku baru. Jumlah yang masih njomplang dibanding dengan populasi penduduk. Yang membuat masygul, sudah terbitan buku minim, minat baca rendah pula. Menurut survei, tingkat membaca anak Indonesia berada di urutan ke-26 dari 27 negara yang disurvei. Seperti dicatat Bank Dunia dalam Indonesia: Book and Development, "The reading habit does not appear to be established among primary school pupils."
Minimnya apresiasi buku, dan rendahnya tingkat dan kemampuan membaca orang Indonesia, patut diprihatinkan. Hal ini mengingat betapa besar peran dan pengaruh buku pada perkembangan dan peradaban umat manusia. Seperti dicatat Harvey Mackay, motivational speaker terkenal, hidup manusia diubah melalui dua cara yakni lewat orang yang kita jumpai dan bahan bacaan yang kita baca (Our lives change in two ways: through the people we meet and the book we read). Ini dicatat Mackay dalam buku Swim with Sharks without Getting Eaten Alive.
Benar, pada intinya, hidup kita memang diubah oleh dua hal saja. Pertama, dari pertemuan dengan orang lain. Pertemuan ini bisa formal (proses belajar-mengajar), bisa juga informal (di sembarang tempat dan kesempatan). Siapa saja yang kita temui, dialah guru. Bertemu orang baik dan cerdas, kita potensial menjadi orang baik dan cerdas. Sebaliknya, bertemu dengan orang jahat dan dungu, kita pun potensial seperti mereka juga.
Kedua, hidup kita diubah melalui buku yang kita baca. Buku memiliki daya luar biasa. Seperti manusia, jika kita membaca buku bermutu, kita potensial menjadi pandai. Jika membaca buku yang baik, kita berpotensi jadi orang baik pula. Sebaliknya, jika membaca buku yang tidak bermutu dan tidak baik, kita pun berpotensi demikian.
Beberapa Bukti
Buku yang khusus membahas bagaimana buku mempengaruhi orang, Read and Grow Rich mengupas bagaimana buku mempengaruhi kehidupan dan pribadi orang. Dengan membaca, seseorang terbuka wawasannya. Dari membaca, seseorang mendapat ide-ide baru yang, jika dilaksanakan, akan mendatangkan keuntungan.
Sejauh mana buku mempengaruhi kehidupan, tentu setiap orang punya pengalaman sendiri-sendiri. Ada orang yang sekali baca, langsung buku mempengaruhinya. Buku dapat mempengaruhi mind set dan perilaku seseorang.
Namun, ada pula orang yang telah melahap sekian banyak buku, perilakunya tetap sama seperti sebelumnya. Buku bisa jadi guru. Namun, bisa juga menjadi tidak apa-apa. Sebagaimana guru-manusia, guru-buku pun tak akan memberi makna apa-apa, kalau tak hendak dimaknai.
Faktanya, banyak buku mempengaruhi kehidupan umat manusia. Sebagai contoh, pertama kitab suci agama-agama. Terlepas dari anggapan kitab suci agama adalah wahyu, ataukah ditulis manusia biasa, fakta menunjukkan banyak penganut agama sangat terpengaruh oleh kitab sucinya. Sedemikian rupa, sehingga apa pun yang dicatat dalam Alkitab, diyakini dan dituruti.
Pemikiran para filsuf Yunani kuno (350-450 SM) yang diabadikan dalam bentuk tulisan, masih berpengaruh kuat. Bahkan belum ada tandingannya hingga hari ini. Para filsuf ini pula penggali dan peletak dasar bagi ilmu pengetahuan dan teknologi. Magna Charta (1215), traktat yang menyadarkan banyak orang mengenai hak-hak asasi manusia. Kitab Gutenberg, atau "Injil 42 Baris" (1440). Inilah buku pertama yang dicetak menggunakan mesin cetak. Kitab ini menjadi lompatan raksasa karena sejak itu berkembang pesat teknologi percetakan dan penerbitan yang mempengaruhi kehidupan umat manusia. Injil Gutenberg rampung pengerjaannya pada 15 Agustus 1456, dengan jumlah cetakan 200 eksemplar. Sebagian dicetak di atas kertas, dan sebagian lagi dicetak dalam vellum. Ukuran (format) buku 12 x 16, 5 inchi. Konon, hingga sekarang buku itu hanya tersisa 40, dan berada di Amerika Serikat. Kemudian, "Keberatan atau 95 Dalil Luther". Tokoh reformasi dalam Gereja Kristen ini menggunakan anales (bilah pintu) gereja untuk menyebarluaskan gagasannya tentang reformasi. Pada 31 Oktober 1517, ia menempel 95 tesis (dalil) atau keberatannya pada Paus Leo X di depan pintu gereja Wittenberg, Jerman. Tesis itu diperbanyak seseorang yang mendapat kopinya langsung dari Luther, tanpa sepengetahuan Luther. Dalam tempo dua minggu, tesis tersebut tersebar luas di seluruh Jerman. Tak lama sesudahnya, seluruh benua Eropa menjadi gempar oleh pencetakan dan persebaran tesis itu. Ini menunjukkan betapa dahsyatnya daya sebuah tulisan.
Karya sastra dan soneta William Shakespeare (1564-16-16). Karya ini menjadi inspirasi dan mencerahkan umat manusia sejagad. Shakespeare menghidupkan kembali tradisi sastra dan filsafat yang ribuan tahun sebelumnya hidup di tanah Yunani. Sastra dapat menjadi media, atau sarana pendidikan dan sekaligus hiburan. "Declaration of Independence" (1776). Pada 4 Juli 1776, di Philadelphia diratifikasi dokumen penting mengenai kemerdekaan. Thomas Jefferson adalah aktor intelektual deklarasi ini, yang dengan semangat dan sarat muatan filosofis mendeklarasikan bahwa setiap warga Amerika:
"We hold these truths to be self-evident, that all men are created equal, that they are endowed by their Creator with certain unalineable rights, that among these are Life, Liberty and the pursuit of Happiness."
Itu sekadar bukti, bagaimana tulisan sangat mempengaruhi manusia sepanjang abad dan milenium.
Penulis adalah bibliofili, penulis 42 buku, dosen Fakultas Komunikasi dan Desain Universitas Multimedia Nu santara, Jakarta.
Artikel ini diposting khusus menyambut Hari Buku Nasional, 17 Mei. Pernah dimuat di Suara Pembaruan, 16 Mei 2008.
Sejauh mana buku mempengaruhi manusia dan peradabannya? Inilah pertanyaan esensial yang perlu dilontarkan menyambut Hari Buku Nasional, 17 Mei 2008. Tanpa sanggup melihat daya terselubung (the hidden power) dari bahan bacaan, menjadi sia-sia mengampanyekan buku dan minat baca.
Terlepas dari itu, kita merasa senang Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), sebagai asosiasi penerbit di Indonesia bekerja sama dengan Perpustakaan Umum Daerah (Perpumda) DKI Jaya menyelenggarakan berbagai kegiatan dengan tema "Aku Bisa Karena Aku Baca". Sebenarnya, tanpa aksi Ikapi Jaya membagikan 14.000 stiker dan 2.000 pulpen, ajakan untuk meningkatkan minat baca perlu disambut. Mengapa? Karena bahan bacaan merupakan media efektif untuk pendidikan, dan pengaruhnya luar biasa pada perilaku manusia zaman sekarang.
Sebagai contoh, bagaimana kitab suci agama-agama -terlepas dari debat teologis- mempengaruhi kehidupan penganutnya. Seluruh tindak tanduk, ucapan, serta proyeksi hidup masa depan diarahkan dan disesuaikan dengan petunjuk yang ada dalam kitab suci. Hal ini membuktikan, betapa dahsyat daya sebuah bacaan!
Sayang, hingga hari ini, buku masih menjadi barang mewah di negeri kita. Tiap bulan, diperkirakan terbit sekitar 3.000 judul buku baru. Jumlah yang masih njomplang dibanding dengan populasi penduduk. Yang membuat masygul, sudah terbitan buku minim, minat baca rendah pula. Menurut survei, tingkat membaca anak Indonesia berada di urutan ke-26 dari 27 negara yang disurvei. Seperti dicatat Bank Dunia dalam Indonesia: Book and Development, "The reading habit does not appear to be established among primary school pupils."
Minimnya apresiasi buku, dan rendahnya tingkat dan kemampuan membaca orang Indonesia, patut diprihatinkan. Hal ini mengingat betapa besar peran dan pengaruh buku pada perkembangan dan peradaban umat manusia. Seperti dicatat Harvey Mackay, motivational speaker terkenal, hidup manusia diubah melalui dua cara yakni lewat orang yang kita jumpai dan bahan bacaan yang kita baca (Our lives change in two ways: through the people we meet and the book we read). Ini dicatat Mackay dalam buku Swim with Sharks without Getting Eaten Alive.
Benar, pada intinya, hidup kita memang diubah oleh dua hal saja. Pertama, dari pertemuan dengan orang lain. Pertemuan ini bisa formal (proses belajar-mengajar), bisa juga informal (di sembarang tempat dan kesempatan). Siapa saja yang kita temui, dialah guru. Bertemu orang baik dan cerdas, kita potensial menjadi orang baik dan cerdas. Sebaliknya, bertemu dengan orang jahat dan dungu, kita pun potensial seperti mereka juga.
Kedua, hidup kita diubah melalui buku yang kita baca. Buku memiliki daya luar biasa. Seperti manusia, jika kita membaca buku bermutu, kita potensial menjadi pandai. Jika membaca buku yang baik, kita berpotensi jadi orang baik pula. Sebaliknya, jika membaca buku yang tidak bermutu dan tidak baik, kita pun berpotensi demikian.
Beberapa Bukti
Buku yang khusus membahas bagaimana buku mempengaruhi orang, Read and Grow Rich mengupas bagaimana buku mempengaruhi kehidupan dan pribadi orang. Dengan membaca, seseorang terbuka wawasannya. Dari membaca, seseorang mendapat ide-ide baru yang, jika dilaksanakan, akan mendatangkan keuntungan.
Sejauh mana buku mempengaruhi kehidupan, tentu setiap orang punya pengalaman sendiri-sendiri. Ada orang yang sekali baca, langsung buku mempengaruhinya. Buku dapat mempengaruhi mind set dan perilaku seseorang.
Namun, ada pula orang yang telah melahap sekian banyak buku, perilakunya tetap sama seperti sebelumnya. Buku bisa jadi guru. Namun, bisa juga menjadi tidak apa-apa. Sebagaimana guru-manusia, guru-buku pun tak akan memberi makna apa-apa, kalau tak hendak dimaknai.
Faktanya, banyak buku mempengaruhi kehidupan umat manusia. Sebagai contoh, pertama kitab suci agama-agama. Terlepas dari anggapan kitab suci agama adalah wahyu, ataukah ditulis manusia biasa, fakta menunjukkan banyak penganut agama sangat terpengaruh oleh kitab sucinya. Sedemikian rupa, sehingga apa pun yang dicatat dalam Alkitab, diyakini dan dituruti.
Pemikiran para filsuf Yunani kuno (350-450 SM) yang diabadikan dalam bentuk tulisan, masih berpengaruh kuat. Bahkan belum ada tandingannya hingga hari ini. Para filsuf ini pula penggali dan peletak dasar bagi ilmu pengetahuan dan teknologi. Magna Charta (1215), traktat yang menyadarkan banyak orang mengenai hak-hak asasi manusia. Kitab Gutenberg, atau "Injil 42 Baris" (1440). Inilah buku pertama yang dicetak menggunakan mesin cetak. Kitab ini menjadi lompatan raksasa karena sejak itu berkembang pesat teknologi percetakan dan penerbitan yang mempengaruhi kehidupan umat manusia. Injil Gutenberg rampung pengerjaannya pada 15 Agustus 1456, dengan jumlah cetakan 200 eksemplar. Sebagian dicetak di atas kertas, dan sebagian lagi dicetak dalam vellum. Ukuran (format) buku 12 x 16, 5 inchi. Konon, hingga sekarang buku itu hanya tersisa 40, dan berada di Amerika Serikat. Kemudian, "Keberatan atau 95 Dalil Luther". Tokoh reformasi dalam Gereja Kristen ini menggunakan anales (bilah pintu) gereja untuk menyebarluaskan gagasannya tentang reformasi. Pada 31 Oktober 1517, ia menempel 95 tesis (dalil) atau keberatannya pada Paus Leo X di depan pintu gereja Wittenberg, Jerman. Tesis itu diperbanyak seseorang yang mendapat kopinya langsung dari Luther, tanpa sepengetahuan Luther. Dalam tempo dua minggu, tesis tersebut tersebar luas di seluruh Jerman. Tak lama sesudahnya, seluruh benua Eropa menjadi gempar oleh pencetakan dan persebaran tesis itu. Ini menunjukkan betapa dahsyatnya daya sebuah tulisan.
Karya sastra dan soneta William Shakespeare (1564-16-16). Karya ini menjadi inspirasi dan mencerahkan umat manusia sejagad. Shakespeare menghidupkan kembali tradisi sastra dan filsafat yang ribuan tahun sebelumnya hidup di tanah Yunani. Sastra dapat menjadi media, atau sarana pendidikan dan sekaligus hiburan. "Declaration of Independence" (1776). Pada 4 Juli 1776, di Philadelphia diratifikasi dokumen penting mengenai kemerdekaan. Thomas Jefferson adalah aktor intelektual deklarasi ini, yang dengan semangat dan sarat muatan filosofis mendeklarasikan bahwa setiap warga Amerika:
"We hold these truths to be self-evident, that all men are created equal, that they are endowed by their Creator with certain unalineable rights, that among these are Life, Liberty and the pursuit of Happiness."
Itu sekadar bukti, bagaimana tulisan sangat mempengaruhi manusia sepanjang abad dan milenium.
Penulis adalah bibliofili, penulis 42 buku, dosen Fakultas Komunikasi dan Desain Universitas Multimedia Nu santara, Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)