LITERATUR dan studi-studi mengenai keterampilan menulis (writing skill) sampai pada simpulan bahwa terdapat hubungan timbal-balik antara membaca dan menulis.
Membaca dan mengemulasi karya bermutu, akan semakin memerkaya penulis. Lebih dari itu, gaya ditemukan ketika membaca, bukan ketika menulis. Karena itu, membaca adalah prasyarat menulis.
Pentingnya membaca tidak diragukan lagi. Dengan membaca, seorang penulis berlatih menemukan gagasan pokok dalam sebuah wacana sebagai pintu masuk menulis dengan jelas.
Mencari dan Menempatkan Gagasan Pokok
Keterbacaan (readability) sebuah wacana ditentukan banyak faktor. Antara lain klaritas ide dan jumlah Foq Index.
Dalam media massa, biasanya keduanya bergabung jadi satu. Tulisan ini membahas bagaimana pembaca dan penulis (semestinya) menempatkan gagasan pokok (central idea) pada paragraf pertama. Wacana ini didasarkan pada buku Peter Kump, Rapid Reading, bab 6.
Mengembangkan pemahaman, atau pengertian, yang baik pada sebuah wacana sebenarnya sama saja dengan mengembangkan gagasan yang baik. Tak seorang pun dapat mengajari Anda bagaimana caranya meningkatkan pemikiran hanya dalam tempo semalam.
Meski demikian, terdapat langkah-langkah yang dapat dialankan yang dapat membantu bagaimana meningkatkan kemampuan membaca jauh lebih cepat dari yang dibayangkan.
Rupanya, tidak semua pakar membaca bersetuju dengan definisi dan arti kata “pemahaman”. Pemahaman bacaan berarti memahami atau mengetahui apa yang kita baca ketika sedang membaca suatu materi bacaan.
Jika Anda tidak dapat mengingat apa yang dibaca dalam suatu tes beberapa waktu lalu, ini dapat diartikan bahwa Anda tidak dapat mengingat kembali informasi. Mengingat kembali sangat penting, namun hal ini akan dibahas pada bab-bab berikut.
Tes paling sahih untuk pemahaman suatu bacaan ialah dengan melakukan tes buka buku. Inilah cara untuk mengetahui, apakah Anda mengerti atau tidak materi yang dibaca.
Bagaimana jika Anda tidak paham sebuah wacana?
Jika Anda tidak memahami suatu wacana, biasanya terdapat dua penyebab mengapa hal itu terjadi. Bisa jadi Anda miskin dengan kosa kata. Untuk itu, Anda harus membaca buku teks medis atau buku mengenai bahasa pemrograman komputer dan ada begitu banyak kata-kata sederhana yang tidak ada artinya bagi Anda. Jelas sekali hal ini akan menyebabkan pemahaman yang kurang.
Dalam beberapa kasus, bahkan hal itu mirip dengan membaca bacaan berbahasa asing. Solusi terbaik untuk hal ini barangkali ialah dengan mulai membaca buku yang mudah agar dapat membantu menambah kosa kata dan meningkatkan pengetahuan Anda. Manakala Anda harus membaca buku yang sulit seperti itu, barangkali Anda harus memerhatikan, bahkan mungkin mengingat, semua kata baru dan sulit.
Sangat boleh jadi, suatu wacana tidak ditulis dengan baik, atau bisa saja ditulis agak dangkal. Beberapa penulis kadang menulis dengan kalimat yang panjang dan menggunakan komposisi kalimat yang membingungkan.
Sayangnya, banyak orang beranggapan bahwa suatu kalimat yang panjang dengan kata-kata sukar berarti sebuah tulisan yang baik. Kadangkala materi bacaan itu justru tidak terorganisasi dengan baik.
Manakala menemukan hal seperti itu ketika membaca, sebenarnya ada kiat yang dapat kita pelajari untuk mengatasi kebingungan dan belajar memahami bacaan secara lebih baik.
Bagaimana caranya? Perhatikan paragraf. Paragraf adalah kunci utama memahami sebuah wacana.
Tujuan membuat paragraf dalam suatu tulisan ialah memudahkan mengorganisasikan kelompok kata ke dalam unit-unit. Oleh sebab itu, semua paragraf dalam suatu kalimat haruslah berkait, atau relevan, dengan suatu pokok pikiran.
Itulah yang ditekankan dalam membaca cepat, juga wacana ini, yang berasumsi bahwa Anda sudah dapat membaca dan memahami bacaan apa pun yang tergeleletak di atas meja Anda, kita tidak berbicara mengenai kosa kata. Kita akan mulai bekerja dengan paragraf sebagai unit bahasa yang menyatakan pemikiran.
Langkah pertama mengembangkan pemahaman ialah dengan mempraktikkan menemukan apa subjek atau pokok pikiran dari suatu paragraf. Manfaatkan waktu Anda memahami hal ini, tanpa harus berpikir lagi. Namun, perlu praktik melakukannya, sehingga Anda dapat melakukannya ketika berjumpa dengan teks atau wacana yang sulit.
Latihan
Berikut ini adalah latihan sederhana. Lihatlah seberapa Anda melakukannya.
LATIHAN 1
Bahan: Kertas, pensil
Tujuan: Belajar mengidentifikasi makna isi suatu paragraf
1. Baca setiap paragraf di bawah ini secepat yang Anda dapat, dengan tangan Anda. Setelah itu, dan cari jawaban paragraf gagasan pokoknya tentang apa.
2. Dalam wacana ini, butir dari “A” hingga “F”. Sesudah membaca sebuah kalimat dalam paragraf sebanyak satu kali, kembali lagi, dan dalam kertas Anda tulis paragraf itu mengenai apa dalam beberapa kata saja.
CATATAN:
Penting untuk membaca setiap wacana hanya sekali! Hindari untuk mengulanginya.
A. Semua pohon berwarna hijau.
B. Banyak burung terbang ke arah selatan di musim dingin.
C. John membersihkan sayuran; istrinya yang menyuruh.
D. Bill suka main sepak bola. Ia ingin suatu saat menjadi pemain profesional.
E. Spinoza adalah filsuf terkenal berkebangsaan Belanda. Ia seorang Yahudi.
F. Masi adalah seorang wanita muda yang manis berambut hitam pendek. Namanya tidak biasa karena menggunakan nama kecil. Orang tuanya keturunan Jepang.
Barangkali Anda tidak mengalami kesulitan dengan contoh wacana pada Latihan 1. Apakah Anda memerhatikan bahwa pokok atau subjek setiap wacana selalu berada pada kalimat pertama? Ini teori umum pada semua tulisan.
Kenyataannya, hampir 95% dari semua paragraf, topik dipresentasikan pada kalimat pertama. Itu sebabnya, mengapa kalimat ini kerap disebut sebagai kalimat topik.
Kini ada latihan lain yang menggunakan prinsip-prinsip ini. Gunakan semua dari prinsip-prinsip dan majulah selangkah ke depan. Dalam wacana yang berikutnya maka paragraf menjadi lebih panjang.
Sekali lagi, Anda dengan mudah menemukan apa yang dikatakan. Sebenarnya, itu semua sudah Anda kerjakan, dan dilakukan secepat mungkin. Karena dalam hampir setiap kasus topik terdapat pada kalimat pertama, maka bacalah kalimat pertama dengan sangat hati-hati apa yang dibahas dalam wacana itu.
Jika menemukannya maka sebenarnya Anda sudah menemukan tujuan yang telah saya berikan. Namun, selalu ada kesempatan, bahkan ini mungkin hal yang sangat mudah (mungkin kurang dari lima persen), bahwa topik yang sesungguhnya diberikan di mana saja dalam wacana itu.
Dengan demikian, Anda dapat meneruskan membaca agar dapat melihat bahwa segala sesuatu terkait dengan topik yang sudah Anda baca. Kini tentu Anda dapat mulai lebih cepat.
LATIHAN 2
Bahan: wacana di sini
Kertas, pensil
Tujuan: Menemukan pokok pikiran dalam tiap paragraf mengenai apa secepat yang Anda bias. Baca hanya sekali dan dengan menggunakan tangan Anda.
1. Dari latihan ini butir “G” hingga “M”.
2. Baca setiap paragraf secepat yang Anda dapat, hanya untuk tujuan menemukan mengenai apa paragraf itu, sekali saja. Tutup dengan gerak tangan ketika Anda membaca, sehingga Anda tidak bisa kembali lagi.
3. Palingkan wajah, tulis kata atau kata-kata mengenai pokok pikiran dari kalimat berikut ke dalam kertas Anda.
G. Semua hewan di peternakan puas dengan kehidupannya. Sapi-sapi merumput dengan senang, kuda-kuda berlarian di sekitar padang pengembalaan, dan ayam-ayam mengais-ngais tanah mencari makanan.
H. Salah satu raja terakhir Bavaria ialah Ludwig II. Dia dianggap gila dan akhirnya dipecat. Ia membangun beberapa benteng yang nyaris membuat bangkrut kerajaan. Kini, benteng-benteng menjadi salah satu objek yang menarik bagi turis di Bavaria.
I. Semua, namun hanya seorang yang tidak, anak-anak sekolah keluar untuk main basket. Seorang anak laki-laki berdiri di belakang. Dia punya halangan (cacat) dan tidak dapat main basket. Kadang anak-anak lain mengolok-oloknya.
J. Kakek seorang manula yang galak. Jarang sekali dikunjungi, karena Rachel tidak suka padanya. Meski Granddad adalah kakeknya, menurut Rachel sang kakek berperangai keras. Pembawaan kakek yang keras itu kerap membuat ayahnya mengalah.
K. Di dalam dan di sekitar kolam terdapat banyak binatang yang berbeda, yakni serangga dan ikan. Seekor di antara penghuninya mulai biasa berenang seperti ikan dan menjadi binatang yang suka makan serangga. Ia seperti sedang duduk-duduk di kursi malas, pada daun bakung yang terlipat.
L. Diane pergi ke mal. Corinne dan Brenda sudah menanti di sana. Sarah tidak pergi, namun akhirnya pergi juga. Ketika bertemu, mereka semua makan bersama di restoran Thailand.
M. John pergi ke tempat pemerasan susu sapi. Ibunya sudah membakar roti. Ayahnya sedang memanen tomat. Tatkala saudaranya pulang, ada pekerjaan yang sudah siap menunggu untuk dilakukan. Hidup sebagai petani tidakah mudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar