Sabtu, 21 November 2009

The Secret of Writepreneurship in Print Media: Rahasia dan Tips Praktis Menjadi Penulis Profesional

Sungguhkah Anda ingin terjun, dan mau memulai, bisnis penulisan (writing business)? Tahukah Anda menulis adalah profesi yang sangat menjanjikan di masa datang?

Maukah Anda disibakkan rahasia, bagaimana menjadi writepreneurship di bidang industri media cetak? Pernahkah terbayangkan oleh Anda ada begitu banyak (101) peluang karier di bidang media massa yang bisa digeluti dan ditekuni?

Jujur harus dikatakan, baru sedikit orang yang menggantungkan hidup dari menulis.

Dari kacamata pasar dan persaingan, hal ini sangat baik. Artinya, ruang terbuka lebar bagi siapa pun yang memiliki word smart untuk terjun dan menekuni dunia tulis-menulis.

Sayang, banyak yang mencoba, namun hanya segelintir yang berhasil. Penyebabnya, kebanyakan jatuh pada tubir jurang kegagalan karena belum/tidak paham trik dalam bisnis menulis.

Rahasia Menjadi Penulis Profesional
Berikut ini disingkap rahasia, agar Anda bisa sukses menjadi penulis profesional.

Rahasia 1: Camkan, Apakah Tulisan Anda Bisnis atau Baru Sebatas Hobi?
Kesalahan yang sering dilakukan penulis ialah menulis topik yang disukainya, bukan topik yang dibutuhkan pasar. Jelas, ini salah! Tulislah topik yang laku dijual, bukan yang kita sukai. Jika sudah terbiasa menulis, semua topik akan kita sukai.

Karena itu, kirimkan naskah Anda hanya pada pasar yang membayar jasa Anda menulis. Anda menulis untuk mendapatkan imbalan, bukan untuk semata-mata publikasi. Pusatkan pikiran, perhatian, dan tenaga Anda pada karier menjadi penulis, bukan secara iseng masuk dunia yang sebenarnya sangat menjanjikan ini.

Rahasia 2: Tetapkan Tujuan Anda Menulis
1. Apa tujuan Anda menulis?
2. Saya menulis untuk tipe pembaca seperti apa?
3. Apakah naskah yang saya tulis menjawab atau sudah memenuhi keingintahuan audiens? (psychographic and geographic proximity / unsur kedekatan psikologis dan geografis)
4. Apakah saya sudah mencapai tujuan penulisan?
5. Apakah tulisan saya membosankan, membingungkan, menyampaikan informasi yang keliru?
6. Apa yang saya inginkan, ketika pembaca membaca tulisan saya?
7. Apakah tulisan saya jelas bagi pembaca?
8. Apakah tulisan saya sudah memuat seluruh informasi dan data yang dibutuhkan pembaca?

Rahasia 3: Ketahui Alasan Mengapa Naskah Ditolak
Ketika bekerja sebagai editor sebuah penerbitan buku, saya terlibat dalam proses awal penyaringan naskah hingga naskah itu mendapat keputusan untuk diterbitkan atau dikembalikan.

Hal pertama yang perlu dicatat, tidak selalu naskah dikembalikan karena alasan naskah itu tidak berbobot. Banyak aspek lain yang memengaruhi keputusan sidang redaksi, antara lain:
1. kesesuaian naskah dengan visi dan misi penerbit
2. faktor penulis: pemula, cukup dikenal, atau sudah terkenal?
3. orisinalitas naskah diragukan, apakah asli karangan/tulisan sendiri atau naskah merupakan tindak plagiat dari karya orang lain
4. isinya nyerempet, atau bahkan mengandung potensi menimbulkan bahaya SARA
5. terakhir, namun bisa menjadi sebab utama naskah ditolak, karena baik isi maupun judulnya tidak menjual sama sekali. Ingat bahwa penerbit adalah lembaga bisnis, bukan lembaga sosial. Mereka akan memrioritaskan naskah yang dapat dijual, bukan semata-mata naskah yang berguna dan penting.

Rahasia 4: Memastikan Naskah Terbit
Menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan –begitu kita kerap mendengar sebuah ungkapan.

Benar, tidak ada ihwal paling menjemukan, kecuali menunggu. Terutama penulis pemula, tidak akan sudi mulai menulis karya baru, sebelum naskah yang dikirimkannya mendapat kepastian dari penerbit untuk dipublikasikan. Setiap hari, bahkan setiap saat, Anda barangkali membuka email, menunggu dering telepon, atau menanti pengantar surat datang ke alamat Anda. Saban hari Anda menunggu. Menunggu. Dan menuggu.

Kerap suatu media lama memberikan jawaban. Bahkan, sering tidak memberi tahu sama sekali. Anda harus siap-siap dengan karya yang baru, kalau ingin menjadi penulis profesional, tidak hanya mengandalkan pada hanya satu penerbit atau satu nakah. Boleh dibilang luar biasa, kalau dalam kurun waktu 6 minggu setelah mengirimkan naskah, Anda sudah menerima jawaban. Namun, rata-rata untuk naskah puisi, prosa, atau naskah spontan lainnya; kabar akan diterima setelah tiga bulan.

Anda tentu capek dan bosan menunggu. Sementara duit dari hasil menulis, tidak juga kunjung datang. Apa yang harus Anda lakukan?

Rencana tidakan (action plan) berikut ini perlu Anda lakukan:
1. Tunggu hingga minggu berikut, namun jangan terlalu berharap.
2. Telepon, atau tulis e-mail untuk mendapat kepastian. Bisa jadi tujuan Anda menanyakan kepastian dan nasib naskah Anda. Namun, katakan dengan sopan bahwa tujuan Anda sekadar untuk mengecek dan mengetahui, apakah naskah yang Anda kirimkan sudah diterima atau belum. Jika milsanya Anda menulis surat, jangan lupa sertakan perangko balasan, lengkapi nama dan alamat; dikirimkan kepada siapa, judul naskah, tujuan dan rencana penerbitan serta tanggal pengiriman.
3. Jika Anda tidak berhasil mengontak orang yang paling berwewenang mengambil keputusan, tinggalkan pesan dan jangan lupa berikan nomor telepon Anda.
4. Bila naskah Anda tidak jua bersua kabar berita dalam tempo seminggu, ulangi langkah 2. Jika tidak ada jawaban, tulis surat singkat yang menyatakan, Anda akan menarik naskah itu dan segera menyerahkannya ke penerbit lain.
6. Apabila editor menjawab dan mengatakan bahwa mereka masih mempertimbangkan naskah Anda, dan membutuhkan waktu untuk memelajarinya, oke oke saja sejauh naskah yang sama belum Ada kepastian dari penerbit yang lain.
7. Editor bisa jadi mengatakan bahwa naskah Anda nyasar, tidak pernah sampai, hilang tidak tahu ke mana rimbanya –kabar yang bisa membuat Anda jantungan. Jika begitu, kirimkan kopi naskah Anda lagi.
8. Yang paling pokok dalam berurusan dengan penerbit ialah: selalu ramah, sopan, dan bersahabat. Anda tidak pernah tahu, bahwa hal kecil dan sentuhan kemanusiaan sering berpengaruh dalam hubungan bisnis. Bahkan, ketika editor atau direktur penerbitnya berganti, jika Anda memegang prinsip ini, hubungan baik selalu bisa dijalin.

Rahasia 5: Standar Pengiriman Naskah

Di era teknologi komunikasi saat ini, mengirimkan naskah melalui email sangatlah lazim.

Meski demikian, tidak semua media dan badan penerbit menerima kiriman naskah via email. Anda perlu memastikan hal ini. Jika media itu menerima kiriman naskah melalui email, tetap pastikan bahwa naskah sudah diterima oleh bagian/ orang yang tepat.

Komunikasi lewat telepon atau surat masih diperlukan. Anda perlu menanyakan, apakah semua dokumen yang Anda kirimkan diterima dengan utuh: surat elektronik sebagai pengantar, naskah yang biasanya ada dalam file attachment. Beberapa penerbit takut membuka attachment karena berisiko ada virus di dalamnya.

Jika Anda mengirimkan data melalui email, yakinkan bahwa Anda memunyai kopi naskah. Data elektronik mudah terkena kemungkinan terhapus (ke-delete). Lagi pula, sering terjadi masalah pada jaringan internet, sehingga naskah Anda tidak kunjung diterima redaksi.


Rahasia 6: Standar Naskah

Jika Anda mengirimkan artikel, cerita, atau tulisan apa pun kepada suatu media, perhatikan standar naskah yang mereka tetapkan. Temukan standar atau syarat pengiriman naskah dalam website mereka. Jika tidak ada, berikut ini standar umum naskah yang berlaku pada industri media.
1. Jika menggunakan kertas untuk mem-print out naskah Anda, gunakan yang snadar, A-4. Tebal tipisnya tidak masalah, apakah mau 70 atau 80 gr.
2. Ketik menggunakan spasi ganda (double-spacing) hanya dalam satu halaman kertas saja, tidak bolak balik. Jangan mengirimkan naskah dengan tulisan tangan, kecuali Anda penulis hebat seperti J.K. Rowling, Arswendo Atmowiloto, atau Ayu Utami.
3. Pilihlah jenis huruf yang gampang dibaca dan enak di mata seperti Courier, Arial, atau Times New Roman.
4. Ukuran huruf: 12 poin
5. Sisakanlah ruang pada kiri, kanan, atas, dan bawah tulisan sekitar 3cm.
6. Manfaatkan halaman sampul untuk memberikan informasi penting berikut ini:
Kiri atas: nama Anda, alamat, dan nomor telepon Anda.
Kanan atas: jumlah karakter naskah Anda.
Tengah: kepada siapa Anda menujukan naskah.
7. Sertakan nama dan nomor kontak Anda/email/alamat.
8. Nomori setiap halaman.
9. Di akhir naskah, biarkan dua atau tiga baris kosong dan tulislah “SELESAI”..
10. Jika Anda menginginkan naskah dikembalikan, Anda harus menyertakan biaya pengembalian secukupnya.

Rahasia 7: Be Positive!
Pastikan apa yang h Apa yang harus dilakukan dan apa yang ditampik
Ya: Order harus senantiasa diproses tidak lebih dari dua hari.
Tidak: Jangan pernah memroses order lebih dari dua hari.
Katakan tentang apa yang dapat Anda lakukan, bukan apa yang tidak dapat Anda lakukan.
Ya: Kita dapat melakukan pembicaraan awal segera.
Tidak: Maaf, kita belum bisa bertemu saat ini. Bagaimana kalau ditunda besok saja?
Gunakan ungkapan yang netral dan hindari ungkapan yang merendahkan.
Ya: Bolehkah saya menjelaskan apa yang tadi saya katakan?
Tidak: Gimana sih, kok gak ngerti-ngerti juga? Anda keliru menafsirkan apa yang saya katakan.
Gunakan kata-kata untuk menciptakan peraaan yang positif.
Ya: Di lembaga ini, kami menghargai sumber daya manusia.
Tidak: Di lembaga ini, kami melakukan semuanya sendiri.
Gunakan setiap kesempatan untuk berkomunikasi.
Ya: Terima kasih atas perhatian dan kerja sama Anda.
T: Kami sudah maklum semuanya.
Jangan berpikiran negatif! Selalulah berpikiran positif.

Rahasia 8: Kalimat dan Paragraf yang Bervariasi Lebih Baik
Kalimat: panjang yang bervariasi, kalimat pendek lebih baik.
Paragraf: paragraf dibangun dari kesatuan ide yang jelas antarkalimat.
Akurasi: Pastikan tata bahasa dan informasi yang disampaikan tepat dan akurat.


Peluang Bisnis/Karier Penulis


1. Administrator Web
2. Alamat Sahabat Pena
3. Artikel
4. Bahan Ceramah
5. Biografi
6. Book Mark
7. Brosur Public Relations
8. Brosur Perawatan Anak
9. Buklet Ringkas Bahasa
10. Buku Biasa
11. Buku Anak
12. Buku Teks/ Pelajaran
13. Catatan Harian
14. Cerita Bersambung (Cerber)
15. Cerita Pendek (Cerpen)
16. Co-author
17. Company Profile
18. Club News Services
19. Daftar Harga
20. Daftar Nama dan Alamat
21. Data Alumni
22. Directory Apa dan Siapa
23. Dongeng
24. Dummy Buku
25. E-book
26. E-card
27. E-learning
28. Fillers
29. Flier
30. Ice Breaking
31. Ide Cerita
32. Indeks Buku
33. Kartu Ucapan Ulang Tahun (Birthday Greetings)
34. Kartu Ucapan Datangnya Musim (Season Greeting)
35. Kartu Ucapan Hari Libur (Holiday Greetings)
36. Kartu Ucapan Hari Raya Keagamaan
37. Karya Tulisan Tangan
38. Khotbah
39. Kolumnis
40. Komik
41. Kop dan Amplop Surat
42. Kuis
43. Kumpulan Tulisan (Bunga Rampai)
44. Latihan Soal
45. Literary Agent
46. Logo
47. Mailing List
48. Managing Editor
49. Media Internal
50. Melayani Komplen
51. Membeli dan Menjual Space
52. Memo
53. Mengumpulkan Surat
54. Naskah Iklan
55. Naskah untuk Sinetron TV
56. Naskah Sandiwara/Drama
57. News Letter
58. Notulen Rapat/Seminar
59. Novel
60. Novelet
61. Paper/Makalah
62. Panduan Golf
63. Panduan Orang Tua
64. Panduan Naik Gunung
65. Panduan Perjalanan
66. Panduan Wisata
67. Pantun
68. Pengantar Buku
69. Pengumuman
70. Penulis Bayangan/ Siluman (Ghost Writier)
71. Penyunting (Pengumpul) Naskah
72. Peringatan dan Penanggulangannya
73. Peribahasa
74. Pesan/ Tulisan Politik
75. Petunjuk Rumah Tangga
76. Poster
77. Power Point Ceramah
78. Proof Reader
79. Proposal
80. Puisi
81. Reporter Lokal
82. Resensi
83. Resume
84. Ringkasan Buku
85. Riset
86. Riwayat Pribadi
87. Riwayat Rumah
88. Sejarah Kelahiran
89. Sinopsis Buku
90. Soal
91. Skripsi/Tesis/Disertasi
92. Surat Tulisan Tangan
93. Surat Kontrak
94. Surat Fans/ Penggemar
95. Surat Sosial
96. Sinopsis Sinetron/Film
97. Syair Lagu
98. Tulisan di Truk dan Angkutan
99. Tulisan di Spanduk dan Billboard
100. Teks Pidato
101. Wartawan Lepas

VI. Manfaat Menulis
1. Emosional : lebih sehat jiwa, usia panjang
2. Finansial
3. Sosial
4. Fungsional (kalau guru/dosen)

Hambatan Menulis dan cara Mengatasinya
1. Takut dicemoh /diejek (katagelofobia)
2. Takut pada khalayak (demofobia)
3. Takut menulis karena menganggap diri tidak berbakat (laliofobia)
4. Takut tidak mendapat manfaat, sudah menhabiskan banyak waktu, tenaga, dan pikiran.
Cara mengatasi : Ikuti kata empu penulis, Mark Twain, “Write without pay, until somebody offers pay!"

Seperti keterampilan lain dalam olah raga, misalnya renang, menulis pun perlu latihan! Seorang yang ahli teori berenang, tapi tidak pernah menerapkan teori itu di air, sekali masuk air, gaya renangnya adalah gaya botol! Menulis juga seperti itu. Perlu latihan. Perlu ketekunan.

Selamat mencoba. Dan selamat menjadi penulis profesional!
--------------o0o----------------

Tidak ada komentar: