To get people to take action, appeal to their emotions and things they care about.
Kalimat sarat hikmat ini meluncur dari Doug Hattaway, president dan CEO Hattaway Communications.
Dalam kehidupan sehari-hari, betapa sulit meminta orang lain bertindak melakukan sesuatu yang diinginkan. Di rumah, di tempat kerja, di lingkungan masyarakat, tidak mudah menyuruh orang melakukan sesuatu.
Dalam suatu organisasi, baik organisasi sosial, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi bisnis, selalu ada “orang kunci”. Orang kunci ini mewarnai dan memengaruhi orang lain. Pengaruh yang diberikan tidak selalu positif. Bahkan, kadang juga negatif.
Pengaruh muncul dari sikap atau kebiasaan meniru. Interaksi yang intens antarmanusia dalam berkomunikasi memengaruhi emosi. Emosi menimbulkan reaksi. Jika banyak orang berada dalam tataran dan letupan emosi yang sama maka akan mendatangkan reaksi atau tindakan sosial.
Pengalaman menunjukkan, tindakan sosial tidak selalu positif. Kembali ke masa-masa awal reformasi di negeri kita, tahun 1998. Betapa segelintir orang yang disebut “provokator” berhasil membakar emosi massa sehingga dalam waktu sekejap, seperti dikomandoi dan diatur dengan rapi, massa mengamuk. Kemudian, merusak sentra-sentra bisnis, fasilitas umum, rumah penduduk. Tanpa merasa bersalah, sekelompok massa yang sedang terbakar emosinya itu menyerang secara brutal orang di sekitar.
Jadilah provokator yang baik. Jangan ke yang negatif. Bukankah pada galibnya, kata provokator itu netral. Dari kata "provoke", menyemangati, memengaruhi.
Orang dengan mudah dipengaruhi, manakala kita dapat menarik emosinya. Lalu, peduli dengan apa yang menjadi masalahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar