Minggu, 13 Juni 2010

Santa Lusia dan Lux

Suatu ketika, saya sedang berada di Italia. Negeri ini dikaruniai bukan saja keindahan, tapi juga kenyamanan. Di antara negara-negara di Eropa, Italia adalah tempat yang bertaburan objek wisata bersejarah. Tinggal memilih ke mana kaki akan melangkah. Ada colosseum, Forum Romanum, Capitol, Via Appia, Basilika Santo Petrus, dan Fontana di Trevi. Semuanya menarik untuk dikunjungi.

Penuh kenyamanan, karena Italia termasuk negeri yang berhawa dan bercuaca lebih bersahabat dibanding negeri-negeri Eropa lainnya. Jika musim panas, hawanya tidak begitu menggerahkan. Sebaliknya, jika musim dingin, cuaca tidak begitu menggetarkan rahang karena dingin yang menusuk hingga sum-sum tulang. Tak mengherankan, Italia hampir tiap musim tumpah ruah oleh turis mancanegara, termasuk dari negara sesama Eropa.

Di sebuah sudut jalan, samping sebuah bangunan tua. Mata saya terpanah, kagum oleh suatu pemandangan eksotik. Iring-iringan orang berjajar rapi. Gadis-gadis di depan berbaris, sembari di tangan mereka membawa lilin-lilin yang bernyala.

Hati saya bersukacita. Turut larut dalam kegembiraan mereka. Tua-muda, pria-wanita, anak kecil maupun orang dewasa, serempak bernyanyi:

Sul mare luccia l'astro d'argento,
Placida è l'onda, prospero è il vento
Venite all'agile barchetta mia...
Santa Lucia! Santa Lucia!

Con questo zeffiro, così soave
Oh! Com'è bello star su la nave!
Su passaggieri, venite via!
Santa Lucia! Santa Lucia!

In fra le tende bandir la cena
In una sera così serena!
Chi non domanda, chi non desia?
Santa Lucia! Santa Lucia!

Mare sì placido, vento sì caro
Scordar fa i triboli al marinaro,
E va gridando con allegria,
Santa Lucia! Santa Lucia!

O dolce Napoli, o suol beato,
Ove sorridere volle il creato
Tu sei l'impero dell'armonia!
Santa Lucia! Santa Lucia!

Or che tardate? Bella è la sera,
Spira un'auretta fresca e leggera,
Venite all'agile barchetta mia
Santa Lucia! Santa Lucia!

Santa Lucia! Santa Lucia!
Santa Lucia! Santa Lucia!


Jujur, saya tidak mengerti arti lagu itu. Hanya bisa menangkap sepatah dua: laut, bintang perak, gelombang yang tenang, sejahtera, angin, dan perahu saya. Namun, bila memahami legenda seputar Santa Lusia, semuanya terungkap dengan jelas. Bahwa di balik kematian ada kehidupan (baru).

Di balik keputusasaan, ada secercah harapan. Di saat kelaparan, orang yang memohon doa minta dikenyangkan, dikabulkan Tuhan. Senang dan susah silih berganti. Hanya orang tawakal yang sanggup mengucap syukur. Dan penduduk Italia salah satu orang tawakal yang jumlahnya tidak banyak itu. Saya begitu kagum dan sangat terkesan pada mereka.

Legenda
Tidak bisa ungkapan syukur orang Italia lepas dari hagiografi Santa Lusia. Pesta Santa Lusia atau Saint Lucy's Day (kadang-kadang Lusia saja) adalah hari raya Gereja yang didedikasikan untuk St. Lusia yang diperingati tiap tanggal 13 Desember. Perayaannya tidak hanya terkenal di Swedia, tetapi Italia, juga di Norwegia, Denmark, Islandia, Latvia, Estonia, Finlandia, Malta, Italia, Bosnia, Bavaria, Kroasia dan Slovakia, Amerika Serikat.

Di Italia perayaannya sangat unik, sering berpusat sekitar gereja.
Dalam perayaan tradisional, Santa Lusia datang sebagai wanita muda dengan lampu dan permen. Prosesi dipimpin oleh seorang gadis mengenakan mahkota lilin (atau lampu). Sementara di tempat lain dalam prosesi hanya memegang lilin masing-masing.

Santa Lusia adalah pelindung kota Syracuse (Sisilia), tempat dia dilahirkan. Perayaan puncaknya berlangsung pada tanggal 13 Desember dan pada bulan Mei. Santa Lusia juga populer di kalangan anak-anak di beberapa daerah Timur-Utara Italia, yaitu Trentino, Lombardia Timur (Bergamo, Brescia, Cremona dan Mantova), beberapa bagian dari Veneto, (Verona), beberapa bagian dari Emilia-Romagna, (Piacenza, Parma, dan Reggio Emilia), dan Friuli.

Santa Lusia dikisahkan datang ke tempat itu membawa hadiah untuk anak-anak yang baik, sedangkan bagi anak-anak yang bandel ia datang membwa batubara. Anak-anak diminta untuk meninggalkan beberapa makanan untuk Lusia (sandwich, atau apa pun yang tersedia saat itu) dan untuk keledai yang membantu dia membawa hadiah (tepung, gula, atau garam). Tapi mereka tidak harus melihat Santa Lusia memberikan hadiah. Sebab Santa Lusia akan melempar abu ke mata mereka, membutakan mereka sementara.

Sebagaimana legenda, syahdan di negara bagian Syracuse, di pulau Sisilia, seorang anak dengan nama Lusia lahir pada tahun 283 dalam sebuah keluarga kaya Sisilia. Ketika tumbuh besar, dia memilih untuk hidup seperti Santa Agatha, orang suci yang sangat dihormati di kota tetangga. Ingin hidup menyerupai Santa Agatha, Lusia bersumpah untuk tetap menjadi perawan dan memberikan barang miliknya kepada orang miskin yang membutuhkannya.

Lusia secara harfiah berarti cahaya (lux). Namun, bukan merek sabun yang diiklankan oleh salah satu artis terpopuler negeri ini....

Tidak ada komentar: