Senin, 14 Desember 2009

Jakob Oetama, Viola Ojong , dan Saya


Jakob Oetama dan P.K. Ojong adalah pendiri Kompas Gramedia. Dwitunggal tokoh pers itu dikenal sebagai intelektual, sekaligus tokoh nasional.

Kesempatan emas saya bertemu beliau, sempat bincang-bincang ketika Pak Jakob, sebagai pendiri, berkunjung ke Universitas Multimedia Nusantara. Beliau mengatakan, media (khususnya media cetak) hari ini mengalami tantangan luar biasa. Bukan saja dari sisi content karena berjejalnya informasi di mana setiap orang senantiasa di-push informasi apa saja melalui multimedia, namun juga dari sisi ekonomi dan tuntutan zaman.

"Siapa yang tidak adaptif dan tidak mau berubah, akan mati. Exchange or die," begitu papar beliau.

Pada peresmian kampus UMN, 2 Desember 2009, saya berkesempatan bergambar bersama beliau. Didamping Viola Ojong, cucu pendiri KG yang lain P.K. Ojong, yang kini kuliah di UMN mengambil jursan komunikasi, kami bergambar di lobi UMN, depan lift rektorat.

Peresmian kampus UMN oleh Mendiknas, prof. Dr. Muhammad Nuh.

Agar terlihat ciri kenusantaraannya, Viola saat itu salah satu dari 15 pasang mahasiswa yang mengenakan busana daerah, dalam rangka menyambut kedatangan Mendiknas, Muhamad Nuh. Busana yang dikenakan Viola menuansakan warna oriental.

"Ini cucu Ojong, sohib Bapak yang bersama-sama mendirikan Intisari dan Kompas," saya perkenalkan Viola pada Pak Jakob.

"Wah, hebat juga cucu pendiri KG sekolah di sini," ujar Jakob.

"Y. Bahkan cucu Bapak juga dari Jogja ada di sini," sahut saya.

Dan kami pun ngobrol tentang masa lalu. Tentang visi misi Kompas Gramedia. Dan ihwal cita-cita para founding fahters mengenai pembangunan manusia Indonesia.

Dream comes true. Mimpi kini jadi nyata. Cita-cita para pendiri KG untuk terjun langsung dalam dunia pendidikan, kini kesampaian.

Pak Jakob siang hari 2/12-2009, usai makan siang, tampil di podium. Di atas panggung yang dicancang dengan memadukan modernitas dan budaya lokal hasil kreasi Dyandra itu, Pak Jakob memukau hadirin dengan orasi ilmiahnya. Mengangkat tema "The Rise and the Fall of the Media Industry in Indonesia", Jakob menyihir hadirin yang memenuhi function hall UMN.

Jakob memang salah satu orator ulung. Teknik retorikanya menarik. Repetisi, tekanan suara, lemah lembut, dan penguasaan pangggungnya luar biasa.
Mendiknas didampingi Rektor UMN, Prof. Yohanes Surya, mengunjungi stand pameran karya sivitas akademika UMN.

Usai orasi, Pak Jakob mendampingi Mendiknas Mumahad Nuh meresmikan kampus UMN. Ditandai dengan penabuhan gong dan penandatanganan prasasti. Rektor UMN, Prof. Yohanes Surya dan ketua Yayasan, Ir. Teddy Suarianto pun turut larut dalam kegembiraan saat itu.

Seluruh sivitas akademika UMN, mahasiswa dan dosen, begitu haru. Betapa tidak! Sesudah tiap tahun pindah kampus, mula-mula Wisma BNI 46, lalu Plaza Summarecon, kini UMN menempati kampus baru. Di atas tanah seluas 8,5 hektar, dengan desain berkonsep green campus, universitas yang berlokasi di Scientia Garden ini siap menjadi kawah candradimuka mendidik manusia berkarakter baik dan unggul, terutama di bidang penguasaan ICT. Lantaran sudah tiga kali pindah kampus, maka sivitas akademika yang mengalaminya menyebut sudah "Tri-G" (tiga gedung).
Warna nusantara, busana daerah, ciri Univesitas Multimedia Nusantara. Local content, global vision!

Viva professores! Viva academia! Viva Jakob Oetama. Viva Kompas-Gramedia!

Tidak ada komentar: