Pengantar
Kemampuan membaca rata-rata orang Indonesia adalah 150 kata per menit (KPM). Ada yang kemampuan membacanya luar biasa, mencapai 1.500-2.000 KPM. Misalnya, Soekarno, Adam Malik, para dosen, utamanya kandidat doktor yang memang diwajibkan harus mampu membaca cepat.
Untuk membantu pembaca, saya menerjemahkan Bab 21 buku Peter Kump Break Through Rapid Reading
Membaca dan mendengarkan adalah dua hal yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi pasif. Sedangkan menulis dan berbicara adalah hal yang lain lagi. Salah satu kunci dari membaca cepat dan efektif ialah belajar aktif ketika sedang membaca.
Kenyataannya, kita sudah diajarkan membaca dengan cara “reseptif” (mau menerima), dengan sederhana dapat melahap bahan bacaan dan memetik manfaat apa yang disajikan, dalam banyak hal kita pasif. Banyak dari kegiatan membaca cepat ialah belajar bagaimana jadi lebih agresif di dalam pendekatan Anda.
Pratinjau (advance organizer) adalah istilah yang tepat untuk proses yang coba mengorganisasikan sesuatu sebelum Anda membaca. Maksud dari kegiatan ini ialah meningkatkan pemahaman dan ingatan atas informasi yang akan Anda baca. Istilah yang umum dari advance organizer ialah “pratinjau” dan beberapa orang menyebutnya overview atau survei.
Alasan pratinjau dapat membantu pemahaman mudah dipahami. Jika berkendaraan masuk suatu kota yang belum pernah dikunjungi, Anda akan lebih mudah jika melihat peta dan tahu akan ke mana.
Jika Anda memilih jalan dan tahu mana yang dilalui, Anda akan berjalan perlahan-lahan, mungkin mengeluarkan peta, dan membuat keputusan. Di dalam membaca pun demikian, jika Anda tahu apa yang akan dibahas, maka akan lebih mudah untuk membacanya cepat dan memeroleh pemahaman yang baik.
Bekerja dengan pratinjau membantu sekali. Jika melakukan pratinjau dan kemudian membaca wacana, Anda membaca kembali lebih dari satu kali. Anda beranggapan bahwa seseorang yang membaca dua kali pasti paham lebih baik jika hanya membacanya sekali. Tentu saja, hal ini sangat berguna bagi pembaca cepat, yang dapat membaca seluruh bahan dua kali atau lebih cepat dibanding pembaca lambat.
Harus diingat bahwa proses membaca ganda ialah bagian integral dari bagaimana seorang pembaca cepat memeroleh pemahaman yang baik dibandingkan dengan pembaca lambat.
Meski membaca kembali bahan bacaan lebih dari sekali punya keuntungan tersendiri, apa yang Anda lakukan ketika membaca juga sangat penting. Anda tidak menganggap remeh membaca kembali sesuatu dua kali. Seperti namanya, Anda harus mencoba mengorganisasikan bahan dan semakin baik melakukannya, semakin cepat pula Andadapat membaca bahannya.
DARI SELURUH KE BAGIAN
Ketika pertama kali melihat peta sebelum bepergian, Anda memerhatikan seluruh perjalanan. Ketika sedang mengendara, Anda secara detail mengukur jalan raya. Mungkin Anda melihat peta kota itu dan benar-benar melihat jalan raya yang akan dilalui. Lalu, manakala mulai mengendara, Anda akan melihat lebih banyak lagi. Dan Anda akan dapat menghubungkannya dengan mudah ke seluruh rute yang Anda lalui: Anda akan tahu di mana satu bagian berkaitan dngan keseluruhan.
Ketika membaca, Anda harus mencoba melakukan hal yang sama. Anda melihat keseluruhan, coba menemukan ke mana Anda pergi dan apa yang akan didapat dari bahan bacaan, kemudian baru mulai perjalanan dan menemukan semua bagian-bagiannya.
Biasanya, jika Anda dapat melihat keseluruhannya pertama kali, maka dapat mengetahui bagian-bagiannya. Dengan demikian, Anda dapat mengembangkan pemahaman yang baik akan apa saja yang Anda lihat. Jelaslah mengapa Anda memroleh pemahaman yang baik: pertama, Anda membaca bahan lebih dari satu kali; dan kedua, Anda coba mengorganisasikannya dengan cara yang sedang ditempuh.
MENEMUKAN “PETA” PENULIS
Jika sudah paham bahwa menggunakan pratinjau dapat membantu pemahaman yang baik, Anda tentu ingin mengetahui bagaimana cara melakukannya. Sayangnya, penulis tikdak menyediakan “peta” yang nyata pada buku mereka.
Namun, sering mereka memberikan pada pembaca banyak petunjuk yang dapat digunakan untuk memulai perjalanan. Bahkan, jika penulis tidak memberikan petunjuk pun, Anda tetap bisa memahaminya dengan melakukan pratinjau atas bahan bacaan itu. Kadang menuntut adanya usaha, namun tidak sukar menjadi terampil dalam soal itu. Dan manakala dapat melakukannya dengan mudah, Anda akan merasakan betapa besar manfaatnya di dalam membaca.
BUKU YANG SULIT SERING SANGAT MUDAH
Buku yang dikira sulit justru sering dibuatkan “peta”-nya seperti sering ditemukan dalam buku teks.
Umumnya, buku teks diorganisasikan sedemikian rupa untuk membantu pembaca. Jalan “utama” dinyatakan dalam tanda yang disebut dengan subhead atau dicetak tebal (bold). Sering subhead masih ada lagi anak subhead-nya. Hal ini menunjukkan adanya anak “jalan”. Bab pada buku teks dapat diorganisasikan menggunakan contoh yang berikut ini yang mengilustrasikan pembagian ide tanpa menyertakan teks yang sesungguhnya.
KEHIDUPAN DI KOTA JAKARTA Judul Bab
KOTA MEMBUAT SEGALANYA BERUBAH Subhead
Tingkat Kriminal Lebih Rendah dari yang Diperkirakan Subhead Kedua
Beberapa Wilayah Aman Dibanding yang Lain Subhead Kedua
LEBIH MUDAH TINGGAL DARIPADA BERKUNJUNG Subhead
Kehidupan Turis Bisa Jadi Ribut Subhead Kedua
Wilayah Pemukiman yang Berbeda Subhead Kedua
Layanan Kota Membuat Hidup Lebih Nyaman Subhead Kedua
Angkutan Umum Mengurangi Mobil Pribadi Subhead Ketiga
ANEKA KEUNGGULAN SOSIAL DAN BUDAYA Subhead
Bertebaran Teater dan Gedung Bioskop Subhead Kedua
Alun-Alun Kini Sangat Berguna Subhead Kedua
Musik, Pendidikan, Pergaulan Sosial Subhead Kedua
Olahraga dan Rekreasi Subhead Kedua
Pada contoh ini, Anda hanya membaca semua suhead. Anda memeroleh ide yang baik dari mana penulis “mulai” dan mengetahui apa yang akan dibaca.
MELAKUKAN PRATINJAU KARYA NONFIKSI
Maksud“pratinjau”, yang merupakan lankah pertama dari proses membaca ganda, ialah untuk mengorganisasikan segala sesuatunya lebih dini. Jika sudah diberikan “peta” sebagaimana ilustrasi di atas, maka Anda siap mengambil langkah yang berikut --menemukan banyak hal dari bahan bacaan. Sungguh mudah melakukannya dan memang demikianlah pengalaman yang sudah-sudah. Sebagaimana yang sudah Anda pelajari pada Bab Sebelas mengenai bentuk karya nonfiksi, infomasi kunci berusaha mengelabui pembaca pada awal dan akhir dari karya itu.
Di dalam pratinjau nonfiksi, hal pertama yang perlu dilakukan ialah melihat secara keseluruhan bagaimana organisasi karya itu (dipecah dalam berbagai bagian). Kemudian, menemukan apa gagasan pokok dengan skimming awal dan akhir dari bagian yang lebih besar.
Untuk melakukan skim bagian nonfiksi dengan efektif, baca secara linear beberapa paragraf awal bab itu dan carilah apa yang akan dibicarakan pengarang pada bab itu. Jangan lupa menghubungkannya dengan judul bab. Barulah hal itu menerangkan ide pokok dari bab yang bersangkutan. Maksud karya nonfiksi ialah senantiasa mengomunikasikan sesuatu dan judul bab menjadi bagian penting bagi penulis mengomunikasikan idenya.
Sesudah melengkapi ini semua, Anda boleh menentukan dua pilihan. Anda dapat melompat (ya melompat!) pada akhir bab dan mencari paragraf rangkuman. Bisa paragraf terakhir atau beberapa paragraf sebelum akhir bacaan. Kata-kata sinyal selalu membantu Anda, kata seperti “pendeknya,” “jadi,” “karena itu,” “sebagaimana Anda ketahui,” dan “singkat kata.” Kadangkala tidak ditemukan paragraf rangkuman, namun Anda masih dapat memahami apa yang penulis bicarakan.
Jika terdapat pembagian ide subhead ke bagian lain, Anda dapat melatih pilihan yang kedua. Anda dapat membaca seluruh bab, membaca awal dan akhir dari bagian besar bab yang bersangkutan. Ini akan memberikan pencerahan bagaimana penulis mengembangkan idenya.
Sesudah mengorganisasikan pilihan lebih dini, melalui teknik pratinjau ini, Anda siap membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar