Kamis, 20 Mei 2010

Oase Baru bagi Jurnalistik dan Sastra Indonesia


Hadirin dalam acara peluncuran dan seminar. Edy Sutarto, Ahmadun,Niknik, Helvy, Masri, dan Ariobimo.

Tangerang, 11 Mei 2010 – Dua akademisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Niknik M. Kuntarto dan R. Masri Sareb Putra, meluncurkan buku terbarunya. Pada kesempatan kali ini Niknik meluncurkan novel Saatirah, sementara Masri berhasil meretaskan dua karya sekaligus, Principles of Creative Writing dan Literary Journalism (Jurnalistik Sastrawi).

Peluncuran buku ini dikemas dalam seminar bertajuk “Jurnalistik dan Sastra: Proses Kreatif Penulisan, Penerbitan, dan Peluncuran Buku” di Function Hall-UMN, Tangerang, Senin (10/5). Kemasan acara ini bertujuan untuk memotivasi para penulis muda dalam mengembangkan imajinasi, mendorong dan merangsang berpikir kreatif, serta mendapat pengetahuan dari para penulis berpengalaman seputar dunia penulisan.

Terdapat tiga sesi penting dalam acara seminar pada acara peluncuran yang berlangsung semarak itu, yaitu dimulai dengan presentasi topik “Jurnalistik dan Sastra” oleh Ahmadun Yosie Herfanda, Ketua Komunitas Sastra Indonesia. Kemudian, Helvy Tiana Rosa, seorang tokoh perempuan Indonesia sekaligus novelis, ikut membawakan makalah berjudul “Proses Kreatif Seorang Penulis”, sedangkan, sesi akhir seminar ditutup dengan tema “How to Deal with Publisher?” bersama B. M. Adam, Manajer Buku Referensi dan Umum Grasindo.

Bagi Niknik M. Kuntarto, peluncuran karya novel ini diharapkannya mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan sastra di Tanah Air. Apalagi tema yang ditampilkan dalam Novel Saatirah ini tergolong jarang diangkat dewasa ini menyusul banyaknya novel yang lebih bernuansa religi dan teenlit.

Novel perdana dosen Ilmu Komunikasi-UMN ini merupakan sebuah cerita feminin dengan tema amat domestik, mirip Mira W, tetapi dengan gaya bahasa lebih berpuitis. Plus, ada budaya Sunda yang amat kental menjadi latar cerita ini, dari paribasa (peribahasa) yang diyakini masyarakat Sunda sampai istilah-istilah Sunda.

“Lewat Saatirah saya mencoba mengkritisi budaya patrialisme yang masih kental dalam masyarakat kita,” ujar Niknik, yang sebelumnya telah menghasilan buku akademik di bidang Bahasa Indonesia ini, salah satunya berjudul Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam Berpikir.

Sementara Masri Sareb Putra, penulis buku Creative Writing dan Literary Journalism, berharap bukunya bisa menjadi referensi bagi siapapun yang akan terjun dalam bidang jurnalistik dan penulisan kreatif.

“Setiap orang bisa jadi penulis, karena industri kreatif sekarang ini sangatlah menjanjikan untuk ke depannya. Tapi untuk bisa menulis tentu harus mengetahui tekniknya,” ungkap pria kelahiran Jangkang, Sangau, Kalimantan. Bagi Masri, yang mantan wartawan itu, dua bukunya ini merupakan karya penerbitannya yang ke-53 dan ke-54.

sumber:
website Universitas Multimedia Nusantara

Tidak ada komentar: