Minggu, 23 Mei 2010

MEDITASI

Saya seorang penulis dan dosen. Saya butuh waktu tenang, konsentrasi, melakukan refleksi, agar tulisan saya hidup dan punya greget. Tiap hari, rutin, saya meditasi.

Kita kerap terjebak dalam rutinitas, sehingga tidak sempat, bahkan lupa, refleksi. Seberapa sering kita melakukan sesuatu, setelah sekian lama ditinggalkan, kita mengambil distance, ternyata ada pandangan lain. Ketika terbuai keasyikan mengerjakan sesuatu, mata hati kita sering buta melihat jalan lain.

Kaca mata kuda menutup sudut pandang lain, manakala rutinitas memerangkap kita tidak bisa berpikir, apalagi bertindak, keluar dari kotak (out of the box). Padahal, kita kerap mendengar salah satu ciri orang kreatif adalah tidak mengekor, berani keluar dari pakem untuk sesuatu yang lebih bernilai dan lebih mulia.

Salah satu cara agar mata hati tetap tercelik di tengah-tengah
rutinitas adalah dengan meditasi. Tidak perlu sampai berjam-jam menghabiskan waktu produktif, meditasi dilakukan rutin saja.

Apa manfaat meditasi? Banyak sekali. Shunryu Suzuki Roshi mencatat demikian,
“Meditations opens the mind to greatest mystery that takes place daily and hourly; it widens the heart so that it may feel the eternity of time and infinity of space in every throb; it gives us life within the world as if we were moving about in paradise; and all these spiritual deeds take place without any refuge into a doctrine, but by the simple and direct holding fast to the truth which dwells in our innermost beings .”

Dengan demikian, jelas bahwa meditasi dibutuhkan siala saja, bukan hanya agama atau sekte tertentu. Dengan meditasi, kita membuka mata pikiran untuk menyingkap misteri terbesar yang melingkupi jam dan seluruh waku kita.

Meditasi juga memperluas lautan hati, sehingga kita dapat merasakan keabadian waktu dan ruang tak terhingga di setiap denyut jantung. Meditasi menjadikan hidup kita dalai dunia ini seakan-akan di surga. Meditasi mengeliminir perbuatan spiritual terjebak menjadi sebuah doktrin, tetapi secepat kilat membawa kembali kita pada kebenaran sejati, yang tiggal dalam diri kita.

Kita semua perlu meditasi
Meditasi kerap dikaitkan dengan agama tertentu dan sekte tertentu. Labeling bahwa agama atau sekte tertentu identik dengan meditasi benar, namun sebenarnya kaum awam pun banyak yang rutin melakukan meditasi. Meditasi juga dilakukan para top executive. Bahkan, sadar atau tidak, kita semua melakukan meditasi.

Sebagaimana diketahui, banyak teknik meditasi yang tumbuh dan hidup di berbagai tradisi. Namun, semuanya dapat diklasifikasikan ke dalam lima macam meditasi sebagai berikut.
1. Meditasi Konsentrasi (concentration meditation)
2. Meditasi kesadaran (mindfulness meditation)
3. Meditasi kreatif (creative meditation)
4. Meditasi reflektif (reflective meditation)
5. Meditasi yang berpusat pada hati (heart-centered meditation)

Kelima macam meditasi ini menurut Joel Levey and Michelle Levey dalam buku Simple Meditation & Relaxtion,Conary Press, 1999, halaman 25.

Meditasi konsentrasi adalah dasar bagi meditasi yang lain. Lewat kekuatan konsentrasi, kita membangun kemampuan untuk mengatasi gangguan dan untuk tetap memusatkan mental. Kekuatan pikiran sangat terbatas. Meski demikian, pikiran ibarat aliran air yang dapat disalurkan untuk membuatnya lebih kuat dan menghasilkan listrik tenaga air. Kita dapat menjadikan pikiran sarana yang berdaya dengan mengembangkan benih yang kecil dari kesadaran menjadi “kekuatan konsentrasi”.

Dalam naskah-naskah klasik ihwal meditasi, benih kecil kesadaran pikiran ini dikembangkan melalui konsentrasi energi yang disebut samadi yang secara harfiah berarti “meneguhkan” atau “menguatkan”. Kekuatan pikiran yang terkonsentrasi dapat difokuskan secara efektif untuk meningkatkan dan memperdalam wawasan ke tema meditasi lain atau tujuan tertentu.

Apa pun teknik meditasi yang dijalankan, penting kiranya untuk memusatkan perhatian pada objek meditasi dan tetap berkanjang di sana tanpa gangguan. Dengan kesabaran dan latihan, pikiran akan menjadi lebih dingin, lebih berdaya guna, dan dapat menerapkannya pada tugas apa pun secara presisi dan penuh pengertian. Setiap objek atau kegiatan dapat digunakan untuk pengembangan konsentrasi yang lebih spesifik. Prinsip dasar yang sama, selalu berlaku tidak peduli apa bentuk latihan meditasi Anda: setiap kali pikiran Anda mengembara, selalu kembali ke awal lagi –lagi dan lagi—ke objek yang Anda meditasikan.

Meditasi kesadaran menekankan pada penumbuhan reseptif. Pada saat-saat dalam kehidupan kita, ketika kita sedang asyik dan heran menatap ke kedalaman langit malam, mendengarkan dengan cermat, mengagumi keindahan alam, atau sepenuh hati mendengarkan jawaban dari doa hati kita, sebenarnya kita telah mengalami jenis meditasi ini. Menyadari diri dan berdoa dari lubuk hati yang yang paling dalam merupakan praktik dari meditasi kategori ini.

Interaksi konsentrasi dan meditasi kesadaran memungkinkan kita mengembangkan kamampuan untuk memeriksa dan secara intuitif memahami kekuatan jauh di dalam pengalaman kita sehari-hari. Wawasan penetrasi yang berkembang, kemudian dapat diterapkan secara sistematis untuk menyelidiki interaksi sangat halus antara fenomena yang kita pandang dan sifat pikiran kita sendiri sebagai perseptor. Kita akan merasakan diri kita sendiri dan berkaitan erat dan kokreatif dengan dunia pengalaman kita.

Meditasi kreatif memungkinkan kita untuk secara sadar membangun dan secara sadar memupuk dan memperoleh kegembiraan, syukur, cinta, kasih sayang, keberanian, kerendahan hati, kelembutan, dan kualitas lainnya yang terkait dengan aspek-aspek yang paling umum ditumbuhkembangkan. Meditasi kreatif mengantar kita secara aktif memelihara kekuatan karakter ini dengan berpikir, berbicara, dan bertindak sekan-akan “pikiran” dan itu menjadi nyata dalam hidup kita.

Meditasi reflektif, atau juga disebut meditasi analitikal, sama seperti olah pikir: memilih tema, pertanyaan, atau topik untuk kontemplasi, atau melakukan analisis atas topik itu. Manakala perhatian kita mengembara ke pikiran lainnya, kita harus kembali lagi kepada topik yang sudah kita tetapkan. Secara tradisional, meditasi reflektif dijalankan untuk mendapat pencerahan tentang makna hidup, kematian, interrelasi, dan kesadaran sosial. Di samping itu, mengondisikan datangnya wawasan tentang beberapa ide penting dalam sains, filsafat, atau sastra. Setelah melalui proses analisis, kita sampai pada simpulan.

Dalam kehidupan dan dalam pekerjaan sehari-hari, meditasi reflektif memungkinkan kita lebih efektif dan memberikan daya agar tetap focus pada pertanyaan personal atau professional. Dengan demikian, memungkinkan kita menemukan solusi kreatif atau memecahkan masalah yang berat. Selain itu, meditasi reflektif juga membantu kita untuk memahami isu atau konflik terdalam yang mungkin saja timbul selama mempraktikkan meditasi yang lain.

Meditasi yang berpusat pada hati membuka mata hati kita. Untuk menyinta dan memberikan maaf.

Tidak ada komentar: