Sabtu, 14 Agustus 2010

Principles of Creative Writing



Buku saya ke-57. Diterbitkan PT Indeks, ISBN: (10) 979-062-107-8/(13) 978-979-062-107-7, 166 halaman.

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni dan beberapa Jurusan Ilmu Komunikasi di Indoensia menamakannya "Penulisan Kreatif".

Daftar Isinya sbb:
Kata Pengantar

Bagian I
Creative Writing:
Definisi, Ruang Lingkup, dan Sejarahnya

Bab 1 Creative Writing sebagai Mata Kuliah di Perguruan Tinggi
Bab 2 Pengertian, Ruang Lingkup, Ragam, dan Sejarah Creative Writing

Bagian II
Creative Non-Fiction

Bab 3 Teknis Menulis Artikel
Bab 4 Kreatif dan Merancang Poster
Bab 5 Merancang Isi dan Membuat Flier
Bab 6 Menulis Resensi
Bab 7 Menulis Profil
Bab 8 Travel Essay

Bagian III
Creative Fiction

Bab 9 Storytelling sebagai Dasar Tulisan Fiksi
Bab 10 Menulis Cerita Pendek
Bab 11 Menulis Novel
Bab 12 Menulis Puisi
Bab 13 Folktale (Cerita Rakyat)
Bab 14 Modern Fantasy
Bab 15 Comic Story

Unique selling point:
Teori dan konsep menulis kreatif universal, disertai dengan contoh kasus khas Indonesia. Mengadopsi kurikulum Creative Writing luar negeri, tapi tetap membumi.

Dosen, mahasiswa, pustakawan, penulis, jurnalis, dan pekerja media, yang ingin memesan, silakan meninggalkan pesan.
***
BAB 9

Story Telling sebagai Dasar
Tulisan Fiksi



Semua ragam tulisan, pada galibnya, adalah bercerita. Ketika seorang wartawan menulis sebuah laporan berita, ia bercerita.

Ketika seseorang menginformasikan suatu hal atau memaparkan suatu fakta kepada orang lain, ia menceritakan peristiwa. Manakala seseorang menulis, entah menulis berita entah menulis feature maka keterampilan bercerita sangat diperlukan.

Namun, apa yang dimaksudkan dengan “storytelling”?
Storytelling ialah: the art of using language, vocalization, and/or physical movement and gesture to reveal the elements and images of a story to a specific, live audience.

Dengan demikian, aspek khas dan pokok dari storytelling adalah adanya unsur kepercayaan (reliance) pada khalayak untuk membangun specific visual imagery (perbandingan visual yang spesifik) secara detail untuk melengkapi dan turut mencipta (co-create) cerita.

Namun, apakah yang dimaksudkan dengan “cerita”?
Banyak definisi cerita. Namun, yang sesuai dengan konteks bahasan kita, cerita ialah “tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dan sebagainya. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 210).

Dalam masyarakat bercerita, sebuah cerita disepakati menjadi struktur tertentu narasi dengan gaya tertentu dan menetapkan karakter yang mencakup kelengkapan rasa. Cerita dapat menyampaikan kebijaksanaan, keyakinan, dan nilai-nilai.

Melalui cerita, narator menjelaskan bagaimana peristiwa terjadi, mengapa, peran, dan tujuan hidup manusia. Cerita adalah blok bangunan pengetahuan, dasar memori dan belajar. Cerita menghubungkan kita dengan kemanusiaan dan kaitannya dengan masa lalu, sekarang, dan masa depan dengan mengajar kita untuk mengantisipasi kemungkinan konsekuensi dari tindakan kita.

Plot diagram adalah alat organisasi berfokus pada piramida atau bentuk segitiga, yang digunakan untuk memetakan peristiwa-peristiwa dalam cerita. Pemetaan struktur plot memungkinkan pembaca dan penulis untuk memvisualisasikan fitur kunci cerita.
Dasar berbentuk segitiga struktur plot, yang mempunyai awal, tengah, dan akhir cerita untuk pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles.

Kemudian, Gustav Freytag memodifikasi teori Aristoteles dengan menambahkan aksi yang meninggi dan aksi menurun di dalam strukturnya. Ini merupakan versi interaktif olah grafis dalam upaya menggabungkan konsep struktur plot sebuah cerita dari Aristoteles dan Freytag.

Dalam bukunya Technique of the Drama (1863), kritikus Jerman Gustav Freytag (13 July 1816 – 30 April 1895) mengusulkan metode bagaimana menganalisis plot cerita yang dikembangkan dari konsep Aristoteles mengenai kesatuan tindakan yang kemudian dikenal sebagai Freytag's Triangle atau Freytag Piramida.

Dalam ilustrasi Freytag, disajikan grafis yang dapat digunakan untuk menganalisis struktur dan kesatuan alur cerita. Gustav Freytag adalah seorang novelis Jerman yang melihat pola umum dalam plot cerita dan novel dan mengembangkan sebuah diagram untuk menganalisisnya.

Apakah yang dimaksudkan dengan “alur cerita”? Alur cerita terdiri atas urutan peristiwa yang terjadi dan terjalin dalam sebuah cerita. Dalam fiksi populer, plot dianggap sebagai unsur yang paling penting dari cerita, dan sebagian besar plot mengikuti rumusan yang terstruktur yang mengandung unsur-unsur dalam urutan sebagai berikut:

Eksposisi (beginning): Orientasi yang membawa pembaca pada setting cerita (waktu dan tempat) dan memperkenalkan karakter.

Konflik: hambatan utama yang mencegah protagonis (karakter utama) di dalam upaya mencapai tujuannya. Yang paling umum adalah konflik manusia vs manusia, manusia vs alam, manusia vs masyarakat, dan manusia vs dirinya sendiri.
Aksi meninggi (rising action): komplikasi yang terjadi dalam cerita, memperpanjang dan mengembangkan pusat konflik.

Klimaks: titik ketegangan terbesar dalam sebuah cerita atau point of no return. Pikirkan klimaks sebagai di atas roller coaster di depan mobil, tepat sebelum Anda memulai turun.

Aksi menurun (dénouement) dari kata Perancis diucapkan day-noo-moh / falling action yakni hasil dari konflik terungkap dalam tindakan yang menurun. Untuk melanjutkan metafora roller coaster, tindakan menurun akan terjadi ketika Anda mulai menuruni bukit.

Peleraian (end/resolution): resolusi dari cerita. Peleraian mengikat bagian kisahan yang longgar dan berakhir dalam cerita.

Tidak ada komentar: