Bekerja sendiri dan bekerja dalam tim adalah sesuatu yang berbeda.
Bekerja sendiri kerap diartikan sebagai mengerjakan sendiri suatu pekerjaan tanpa memedulikan orang lain dan tanpa menghiraukan kaitannya dengan mata rantai secara menyeluruh. Yang penting, saya melakukan pekerjaan yang ditentukan.
Akan tetapi, bekerja dalam tim berarti tahu lebih dahulu tujuan organisasi. Lalu bersama dengan anggota tim yang lain, sesuai dengan pembagian dan penjabaran tugas, mengerjakan sesuatu secara terorganisasi untuk mencapai satu tujuan yang satu dan sama.
Sepakbola adalah contoh paling mudah untuk menjelaskan kerja sama (team work). Tujuan sebuah tim sepakbola adalah menang. Tujuan ini sama bagi kesebelasan pemain.
Di dalam mencapai tujuan itu diterapkan strategi tertentu. Misalnya, menyerang. Sesekali menyerang, lalu bila sudah mencapai tujuan (gol) maka gol tersebut akan dipertahankan dengan sekuat tenaga. Atau membiarkan diri diserang, lalu jika ada kesempatan, akan melancarkan serangan balik.
Bentuk kerja sama tim tampak nyata dalam sepak bola. Penjaga gawang akan mempertahankan gawangnya mati-matian jangan sampai gol. Kiper adalah benteng terakhir sebelum bek.
Lalu di depan ada pemain jangkar yang bertugas mengumpan bola ke striker atau penyerang. Striker bertugas menceploskan bola ke gawang musuh menjadi gol. Semua pemain bergerak dan berlari ke tujuan yang sama, yakni kemenangan.
Karena itu, tujuan dalam bahasa Inggris disebut goal. Bila tujuan tercapai maka akan ada selebrasi atas gol tersebut dari seluruh anggota. Kemenangan satu berarti kemenangan seluruh tim.
Permainan bola basket juga demikian. Ketika bola masuk jaring maka seketika itu pula poin diraih. Kerja sama tim dalam permainan basket juga mirip dengan sepak bola. Semua pemain dalam satu tim berupaya memasukkan bola ke jaring sebanyak-banyaknya agar menjadi tim yang menang.
Sumbangan individu dan kerja sama tim dalam peramainan bola basket menginspirasikan Pat Williams menulis buku The Magic of Teamwork. Dia mengatakan bahwa TEAM (tim) bukanlah semata-mata sepatah kata, melainkan juga akronim untuk sebuah kebenaran yang dahsyat: Together Everyone Achieve More (Bersama-sama Setiap Orang Dapat Mencapai Lebih).
Senior executive vice president the Orlando Magic ini mempraktikkan gagasannya di tempatnya bekerja dan juga membantu tim-tim bola basket di NBA. Ia mengatakan bahwa sebuah keluarga adalah tim. Klub sepak bola adalh tim. Organisasi keagamaan adalah tim. Jadi, di mana saja, dan siapa saja, orang yang berkumpul bersama untuk melakukan pekerjaan yang sama maka itu merupakan sebuah tim. Katanya, “… is not really about magic at all… the magic is in the results you can have with whatever team you are on.”
1 + 1 = 3
Daya magis sebuah kerja sama tim bukan pertama-tama terletak pada seberapa besar anggota dalam sebuah organisasi. Akan tetapi, daya magis sebuah tim terletak pada hasil yang dapat dicapai dengan tim apa saja yang Anda punya. Jangan pernah menyalahkan kekurangan sumber daya manusia (SDM) ketika tujuan yang ditetapkan bersama tidak tercapai.
Katakanlah dalam tim hanya dua anggota saja dan Anda dituntut mencapai sesuatu. Jika gagal mencapai tujuan, apakah Anda berkelit dengan mengatakan bahwa tidak mungkin mencapai tujuan karena hanya ada dua anggota dalam tim? Kembali pada kebenaran kata-kata Pat William bahwa “the magic is in the results you can have with whatever team you are on.”
Pengalaman saya selama ini dalam membangun dan mengembangkan kerja sama tim, entah di kantor, di lingkungan organisasi sosial, di organisasi keagamaan, serta di berbagai organisasi kemayarakatan lainnya; terlalu banyak anggota dalam suatu organisasi malah tidak akan efisien dan tidak efektif.
Hanya sedikit anggota yang benar-benar bekerja, sedangkan yang lain berpangku tangan, menunggu, bahkan hanya menonton orang lain bekerja. Ini bukanlah ujud dari kerja sama tim. Mengapa? Sebab tidak semua anggota berfungsi dan tidak semua organ dalam tubuh organisasi itu bekerja.
Yang sering terjadi ialah bahwa dalam mencapai tujuan organisasi, terjadi friksi-friksi. Gejala ini harus dikenali dan diwaspadai. Bagaimana mengelola friksi tersebut, mengeliminasinya, serta mengarahkan setiap anggota sesuai dengan fungsi dan perannya masing-masing untuk memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi? Inilah kerja sama tim.
Daya magisnya terletak pada seni berjalan bersama, menyerang bersama dalam sebuah irama yang sama. Karena sudah sama-sama memahami satu sama lain, kadang pergerakan anggota satu sudah diantisipasi anggota yang lain.
Dengan demikan, umpan-umpan akan terarah secara otomatis karena kemampuan membaca dan mengantisipasi sudah terbangun.
Kerja sama dalam sebuah tim kecil, menurut hemat saya, sangat efektif. Yang paling ideal ialah anggota tim terdiri atas hanya dua orang. Keuntungan tim kecil ialah lebih mudah membangun komunikasi saling pengertian. Gap juga menjadi sangat minim.
Sementara konflik dan friksi hampir tidak ada. Hasilnya juga luar biasa. Kadang kala tidak kalah, bahkan lebih dahsyat hasil yang dapat dicapai dengan dua anggota dalam sebuah tim dibandingkan dengan banyak anggota. Karena itu, saya menamakan “the power of two” untuk sebuah tim kecil yang hanya terdiri atas dua anggota saja.
Dua orang dalam satu tim merupakan “team work revolution power system.” Asumsinya demikian. Anda tahu istilah sinergi, bukan? Sepatah kata yang sangat dahsyat ini saya kira perlu kita pahami maknanya.
Berasal dari kata Yunani sunergos yang berarti: bekerja sama. Dari kata sun bersama) dan ergon (bekerja). Jadi, sinerrgi berarti “the interaction of two or more individuals or forces which enables their combined power to exceed the sum of their individual power (Pat Williams, halaman 5.)
Kerja sama tim ialah kemampuan untuk bekerja sama mencapai visi yang sama, kemampuan untuk mengarahkan hasil mencapai tujuan organisasi. Inilah “bahan bakar” yang memungkinkan orang biasa mencapai hasil yang luar biasa. Bukan hanya di kantor dan organisasi, kerja tim juga penting di mana-mana. Kerja sama menciptakan output yang jauh lebih besar daripada yang dapat dikerjakan secara sendiri-sendiri.
Yang paling penting dalam team work ialah “common people, uncommon result”. Inilah daya magis sebuah kerja sama tim. Saya yakin seyakin-yakinnya, berdasarkan pengalaman, dalam mengerjakan suatu proyek yang paling memberikan hasil optimal adalah 2 anggota dalam satu tim. Karena itu, rumusan di atas boleh dikatakan sebuah revolusi.
Ada semacam rumsan yang menarik tentang sinergi. Pernahkah Anda mendengarnya? Rumusnya demikian: 1 + 1 = 3 (bukan matematika 2).
Angka 3 didapat sebagai hasil dari kerja sama dan interaksi antara dua atau lebih individu atau kekuatan yang memungkinkan kekuatan gabungan mereka melebihi jumlah tenaga individu mereka.
Anda yang baru mendengar rumusan di atas, atau Anda yang sudah pernah mendengar tapi belum mecobanya, silakan mencoba. “The power of 2” niscaya akan memberikan hasil luar biasa di luar yang Anda bayangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar