Sabtu, 21 Agustus 2010

Cara Cerdas Menghindar Plagiat

Nihil novi sub sole (tidak ada hal baru di bawah matahari).


Jujur menyebutkan sumber adalah hal yang tidak dapat ditawar-tawar dalam karya tulis, apa pun bentuknya. Jika saja seseorang tahu caranya, tidak perlu melakukan tindak plagiat. Berikut ini dipaparkan bagaimana menghindari plagiat dalam riset dan proses menulis.

KUTIPAN, PARAFRASA, DAN RINGKASAN

Sebelum sampai pada pengertian dan teknik mengutip, alangkah lebih baik dipaparkan lebih dahulu alasan mengapa dan apa tujuan orang mengutip, melakukan parafrasa, dan meringkas suatu karya intelektual orang lain.
1. Mendukung pernyataan atau menambah kredibilitas tulisan Anda.
2. Mengacu pada karya yang tengah Anda lakukan sekarang.
3. Memberikan contoh dari beberapa titik pandang tentang suatu topik tertentu.
4. Menyatakan posisi Anda, apakah Anda setuju atau tidak setuju dengan gagasan/wacana tersebut.
5. Memberikan perhatian pada frasa tertentu, kalimat, atau bagian dengan mengutip aslinya.
6. Jujur pada pembaca bahwa kata-kata yang Anda tulis bukan asli dari Anda sendiri.
7. Memperluas atau memperdalam gagasan Anda.
Untuk menghindari tindakan plagiat, seseorang harusalah dengan jujur mencantumkan:
1. Ide, gagasan, dan teori orang lain.
2. Temuan orang lain.
3. Hasil riset orang lain.
4. Kutipan langsung.
5. Parafrasa informasi.
6. Fakta dan statistik yang dikumpulkan dari berbagai sumber.

Agar tidak plagiat ialah dengan memahami dan dapat menerapkan cara-cara mengutip, parafrasa, dan atau meringkas gagasan/wacana.

Terdapat tiga cara bagaimana melakukan inkorporasi pusparagam tulisan menjadi tulisan milik kita sendiri yang berbeda sesuai dengan kedekatan tulisan Anda dari sumber tulisan. Ketiga cara inkorporasi sumber ke dalam tulisan yang dimaksudkan itu ialah
1. Kutipan (Quotation)
2. Parafrasa (Paraphrase)
3. Ringkasan (Summary)

Kutipan haruslah mirip dengan aslinya, menggunakan segmen yang sempit dari sumbernya. Kutipan haruslah sesuai dengan sumber aslinya dan mengacu ke penulis aslinya. Parafrasa dan ringkasan sedikit lebih kompleks. Keduanya menuntut keterampilan khusus, bagaimana membahasakan kembali gagasan orang lain dan meringkasnya. Mari kita melihat definisi, ruang lingkup, dan contoh masing-masing.

Tidak ada komentar: