Buku dasar-dasar menulis kreatif, dari sisi akademik, masihlah langka di Indonesia --untuk tidak mengatakan "tidak ada". Satu dua buku yang beredar, kurang mengeksplorasi sejarah, konsep, definisi, ruang lingkup, diferensia, serta kekhasan tulisan kreatif dengan tulisan lain.
Buku ini hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Utamanya kalangan akademik yang kerap gamang dengan konsep dasar dan ruang lingkup creative writing (CW).
Karena itu, bahasan dimulai dengan sejarah CW yang diawali Ralp Waldo Emerson, konsep dasar retorika Aristoteles yang menjadi cikal bakal teknik menulis kreatif yang disempurkan Gustav Freytag, hingga kurikulum perguruan tinggi tentang CW. Bahkan, di luar negeri, CW menjadi fakultas tersendiri dan mengeluarkan gelar MFA (Master in Fine Arts).
Perguruan tinggi di Indonesia masih langka mengajarkan CW sebgai mata ajar sendiri. Hanya beberapa, misalnya Universitas Multimedia Nusantara yang memberikan kredit (2-1) untuk mata kuliah ini. Hasilnya, sudah 4 novel karya mahasiswa UMN diterbitkan penerbit nasional. Mahasiswa jadi mafhum bahwa menulis dapat dijadikan profesi, bukan sekadar hobi.
Ke depan,keterampilan menulis kreatif sangat dibutuhkan. Masa depannya sangat cerah. Media boleh saja bermorfosis, namun yang tetap adalah: content. Karena itu, dalam media muncul istilah "content is the king".
Perguruan tinggi, terutama Fakultas Komunikasi dan Fakultas Seni dan Desain, ketinggalan kereta jika tidak menyelenggarakan mata kuliah Creative Writing.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar